Selasa, Juli 20, 2010

Bahaya Menunda Sholat



Bismillahirrohmanirrohiim

“Maka, datanglah sesudah mereka pengganti (yang kelak) yang menyia-nyiakan sholat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak mereka akan menemui sesesatan. Kecuali orang-orang yang bertobat, beriman, dan beramal saleh.” (Maryam: 59-60).

Ibnu Abbas berkata,

“Makna menyia-yiakan sholat bukanlah meninggalkannya sama sekali, tetapi mengakhirkannya dari waktu yang seharusnya.”

Imam para tabi’in, Sa’id bin Musayyib berkata, “Maksudnya adalah orang itu tidak mengerjakan sholat duhur sehingga datang waktu ashar; tidak mengerjakan ashar sehingga datang mahgrib; tidak sholat mahgrib sampai datang isya; tidak sholat isya sampai fajar menjelang; tidak sholat subuh sampai matahari terbit. Barang siapa mati dalam keadaan terus-menerus melakukan hal ini dan tidak bertobat, ALLAH menjanjikan baginya Ghayy, yaitu lembah di neraka Jahanam yang sangat dalam dasarnya lagi sangat tidak enak rasanya.”

“Maka, kecelakaanlah bagi orang-orang yang sholat, (yaitu) orang-orang yang lupa akan sholatnya.” Al-Maa’uun: 4-5). Orang-orang lupa adalah orang-orang yang lalai dan meremehkan sholat.

Sa’ad bin Abi Waqqash berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang orang-orang yang lupa akan salatnya. Beliau menjawab, yaitu mengakhirkan waktunya.”

Mereka disebut orang-orang yangs holat. Namun, ketika mereka meremehkan dan mengakhirkannya dari waktu yang seharusnya, mereka diancam dengan Wail, azab yang berat.



Ada juga yang mengatakan bahwa Wail adalah sebuah lembah di neraka Jahanam, jika gunung-gunung yang ada dimasukkan ke sana niscaya akan meleleh semuanya karena sangat panasnya. Itulah tempat bagi orang-orang yang meremehkan salat dan mengakhirkannya dari waktunya. Kecuali, orang-orang yang bertobat kepada ALLAH Taala dan menyesal atas kelalaiannya.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat ALLAH. Barang siapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (Al-Munafiqun: 9).

Para mufasir menjelaskan, “Maksud mengingat ALLAH dalam ayat ini adalah sholat lima waktu. Maka, barang siapa disibukkan oleh harta perniagaannya, kehidupan dunianya, sawah ladangnya, dan anak-anaknya dari mengerjakan salat pada waktunya, maka ia termasuk orang-orang yang merugi.”

Rasulullah Saw. bersabda yang artinya, “Amal yang pertama kali dihisab padahari kiamat dari seorang hamba adalah sholatnya. Jika sholatnya baik maka telah sukses dan beruntunglah ia, sebaliknya, jika rusak, sungguh telah gagal dan merugilah ia.” (HR Tirmizi dan yang lain dari Abu Hurairah. Ia berkata, “Hasan Gharib.”)

“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan ‘Laa ilaaha illallah’ (Tiada yang berhak diibadahi selain Allah) dan mengerjakan salat serta membayar zakat. Jika mereka telah memenuhinya, maka darah dan hartanya aku lindungi kecuali dengan haknya. Adapun hisabnya maka itu kepada ALLAH.” (HR Bukhari dan Muslim).

Dan, “Barang siapa menjaganya maka ia akan memiliki cahaya, bukti, dan keselamatan pada hari kiamat nanti. Sedang yang tidak menjaganya, maka tidak akan memiliki cahaya, bukti, dan keselamatan pada hari itu. Pada hari itu ia akan dikumpulkan bersama Firaun, Qarun, Haman, dan ubay bin Khalaf.”
(HR Ahmad).



Sebagian ulama berkata,

“Hanyasanya orang yang meninggalkan sholat dikumpulkan dengan empat orang itu karena ia telah menyibukkan diri dengan harta, kekuasaan, pangkat/jabatan, dan perniagaannya dari sholat.

Jika ia disibukkan dengan hartanya, ia akan dikumpulkan bersama Qarun.

Jika ia disibukkan dengan kekuasaannya, ia akan dikumpulkan dengan Firaun.

Jika ia disibukkan dengan pangkat/jabatan, ia akan dikumpulkan bersama Haman.

Dan, jika ia disibukkan dengan perniagaannya akan dikumpulkan bersama Ubay bin Khalaf, seorang pedagang yang kafir di Mekah saat itu.”

Mu’adz bin Jabal meriwayatkan, Rasulullah Saw. bersabda, “Barang siapa meninggalkan shalat wajib dengan sengaja, telah lepas darinya jaminan dari ALLAH Azza wa Jalla.” (HR Ahmad).

Umar bin Khattab berkata, “Sesungguhnya tidak ada tempat dalam Islam bagi yang menyia-nyiakan sholat.”

Umar bin Khattab meriwayatkan, telah datang seseorang kepada Rasulullah Saw. dan bertanya, “Wahai Rasulullah, amalan apakah dalam Islam yang paling dicintai oleh ALLAH Taala?”

Rasulullah menjawab,
“Sholat pada waktunya,
Barang siapa meninggalkannya, sungguh ia tidak lagi memiliki agama lagi, dan salat itu tiangnya agama.”

Kala Umar terluka karena tusukan, seseorang mengatakan,

“Anda tetap ingin mengerjakan sholat, wahai Amirul Mukminin?”

“Ya,
dan sungguh tidak ada tempat dalam Islam bagi yang menyia-nyiakan sholat,” jawabnya.

Lalu, ia pun mengerjakan sholat, meski dari lukanya mengalir darah yang cukup banyak.

Rasulullah Saw. bersabda, “Barang siapa berjumpa dengan ALLAH dalam keadaan menyia-nyiakan sholat, DIA tidak akan mempedulikan sautu kebaikan pun darinya.”

Ibnu Hazm berkata, “Tidak ada dosa yang lebih besar sesudah syirik, selain mengakhirkan sholat dari waktunya dan membunuh seorang mukmin bukan dengan haknya.”

Aun bin Abdullah berkata, “Apabila seorang hamba dimasukkan ke dalam kuburnya, ia akan ditanya tentang sholat sebagai sesuatu yang pertama kali ditanyakan.

Jika baik barulah amal-amalnya yang lain dilihat.

Sebaliknya, jika tidak, (maka) tidak ada satu amalan pun yang dilihat (dianggap tidak baik semuanya).”

Rasulullah Saw. bersabda,

“Apabila seorang hamba mengerjakan sholat di awal waktu, sholat itu –ia memiliki cahaya– akan naik ke langit sehingga sampai ke Arsy, lalu memohonkan ampunan bagi orang yang telah mengerjakannya, begitu seterusnya sampai hari kiamat.

sholat itu berkata, ‘Semoga ALLAH menjagamu sebagaimana kamu telah menjagaku.’

Dan, apabila seorang hamba mengerjakan sholat bukan pada waktunya, sholat itu–ia memiliki kegelapan–akan naik ke langit. Sesampainya di sana ia akan dilipat seperti dilipatnya kain yang usang, lalu dipukulkan ke wajah orang yang telah mengerjakannya.

sholat itu berkata, ‘Semoga ALLAH menyia-nyiakanmu sebagaimana kamu telah menyia-nyiakanku’.”

Rasulullah Saw. bersabda,

“Ada tiga orang yang sholatnya tidak diterima oleh sholat:

1 .Seseorang yang memimpin suatu kaum padahal kaum itu membencinya;

2. Seseorang yang mengerjakan sholat ketika telah lewat waktunya; dan

3. Seseorang yang memperbudak orang yang memerdekakan diri.”

(HR Abu Dawud dari Abdullah bin Amru bin Ash).

Rasulullah Saw. juga bersabda,

"Barang siapa menjamak dua sholat tanpa ada uzur, sungguh ia telah memasuki pintu terbesar di antara pintu-pintu dosa besar.”

Dalam sebuah hadis yang lain disebutkan, “Sesungguhnya orang yang selalu menjaga sholat wajib niscaya akan dikaruniai oleh ALLAH SWT dengan lima karamah: (antara lain)

ditepis darinya kesempitan hidup,
dijauhkan ia dari azab kubur,
diterimakan kepadanya cacatan amalnya dengan tangan kanan,
ia akan melewati shirath seperti kilat yang menyambar,
dan akan masuk surga tanpa hisab.

Sebaliknya, orang yang menyia-nyiakannya niscaya akan dihukum oleh ALLAH dengan empat belas (14) hukuman: lima di dunia, tiga ketika mati, tiga di alam kubur, dan tiga lagi ketika keluar dari kubur.

Kelima hukuman di dunia antara lain adalah:

Barokah dicabut dari hidupnya,
Tanda sebagai orang saleh dihapus dari wajahnya,
Semua amalan yang dikerjakannya tidak akan diberi pahala oleh ALLAH,
Doanya tidak akan diangkat ke langit,
Dan dia tidak akan mendapat bagian dari doanya orang-orang saleh.

Hukuman yang menimpanya ketika mati diantaranya adalah:
Dia akan mati dalam kehinaan,
Dia akan mati dalam kelaparan,
Dan dia akan mati dalam kehausan, Meskipun ia diberi minum air seluruh lautan dunia, semua itu tidak mampu menghilangkan dahaganya.

Hukuman yang menimpanya dikubur antara lain adalah:
Kuburnya menyempit sehingga tulang-tulangnya remuk tak karuan,
Dinyalakan di sana api yang membara siang-malam,
Ia dihidangkan kepada seekor ular yang bernama As-Suja al-Aqra, yang kedua bola matanya dari api, kuku-kukunya dari besi, dan panjang tiap kuku itu sejauh perjalanan satu hari.
Ular itu terus-menerus melukai si mayit sambil berkata,

‘Akulah As-Suja al-Aqra!’ Seruannya bagaikan gemuruh halilintar,

‘Aku diperintah oleh RABB ku untuk memukulmu atas kelakuanmu yang menunda-nunda sholat subuh sampai terbit matahari,

juga atas salat dzuhur yang kau tunda-tunda sampai masuk waktu ashar,

juga atas ashar yang kau tunda-tunda sampai mahgrib,

juga atas mahgrib yang kau tunda-tunda sampai isya,

dan atas isya yang kau tunda-tunda sampai subuh.’

Setiap kali ular itu memukulnya, ia terjerembab ke bumi selama 70 hasta.

Demikian keadaannya sampai datangnya hari kiamat nanti.

Adapun hukuman yang menimpanya sekeluarnya dari kubur pada hari kiamat adalah hisab yang berat, kemurkaan RABB, dan masuk ke neraka.”

Dikisahkan, seseorang dari kalangan salaf turut menguburkan saudara perempuannya yang mati. Tanpa ia sadari sebuah kantong berisi harta yang ia bawa jatuh dan turut terkubur.

Begitu pula dengan mereka yang hadir, tidak satu pun menyadarinya. Sepulang darinya, barulah ia sadar.

Maka, ia kembali ke makam dan ketika semua orang telah pulang ke tempat masing-masing ia bongkar kembali makam saudaranya itu.

Dan ia pun terkejut begitu melihat api yang menyala-nyala dari dalam makam.

Serta merta ia kembalikan tanah galian, dan pulang sambil bercucuran air mata.

Mendapati ibunya, ia bertanya,

“Duhai Ibunda, gerangan apakah yang telah dilakukan oleh saudara perempuanku?”

“Mengapa kau menanyakan,anakku?” ibunya balik bertanya.

Ia pun menjawab,

“Bunda, sungguh aku melihat kuburnya dipenuhi kobaran api.”

Lalu, ibunya menangis dan berkata,

“Wahai anakku, dulu saudara perempuanmu terbiasa meremehkan dan mengakhirkan sholat dari waktunya.”

Ini adalah keadaan mereka yang mengakhirkan sholat dari waktunya. Lalu, bagaimanakah dengan mereka yang tidak mengerjakannya?

Marilah kita memohon pertolongan kepada ALLAH agar kita,keluarga kita, saaudara2 & para teman2 kita selalu diberikan HIDAYAH agar dapat menjaga sholat pada waktunya. Sesungguhnya ALLAH Maha Pemurah lagi Maha Mulia.


Sumber: Al-Kabaair, Syamsuddin Muhammad bin Utsman bin Qaimaz at-Turkmani al-Fariqi ad-Dimasyqi asy-Syafii

Tidak ada komentar: